Pendidikan Islam Masa Bani Abbasiyah
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
"Sejarah Pendidikan Islam"
Dosen Pembimbing
Yoga Sari Prabowo, M.Pd.I
Disusun Oleh : Kelompok 5
Supriati
20154711045
PAI A-SMT 2
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
MUHAMMADIYAH
(STAIM) TULUNGAGUNG
MARET 2016
KATA PENGANTAR
Berkat rahmad dan
hidayah dari Allah Swt. Penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul
”Sejarah Pendidikan Islam”: Pendidikan Islam Masa Bani Abbasiyah. Dalam menyusun
makalah ini, syukur Alhamdulillah penulis tidak menjumpai hambatan atau masalah
yang serius. Semua itu berkat fasilitas yang telah diberikan oleh lembaga baik
berupa perpustakaan maupun sarana dan prasarana yang lain. Oleh sebab itu
penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Nurul
Amin, M.Ag selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Tulungagung
2. Yoga
Sari Prabowo, M.Pd.I selaku dosen pembimbing
3. Teman-teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah
Penulis menyadari betul bahwa masih terdapat
banyak sekali kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Maka kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan. Disamping itu, penulis juga berharap
semoga materi yang dipaparkan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan penuliskhususnya. Tulungagung, 2 Maret
2016
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah........................................................... ................................ 1
C.
Tujuan Pembahasan.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Sejarah berdirinya dan perkembangan
islam masa Bani Abbasiyah..................... 2
B. Periodesasi masa Bani Abbasiyah.......................................................................4
C. Tujuan tingkat pengajaran dan tokoh-tokoh pendidikan islam Bani Abbasiya........6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ...................................................................................................... ....11
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemerintahan
Daulah Abbasiyah merupakan kelanjutan dari pemerintahan daulah Bani Umayah yang
telah runtuh di Damaskus, dinamakan kekhalifahan Abbasiyah karena para pendiri
dan penguasa daulah ini adalah keturunan Abbas paman Nabi Muhammad Saw. Dinasti
ini berkuasa selama lebih kurang lima setengah abad, mulai dari tahun 132-656
H/750-1258 M. Dengan pusat pemerintahan di kota Bagdad. Selama pemerintahan
Bani Abbasiyah, banyak bidang pendidikan agama maupun bidang pendidikan umum
yang muncul beserta tokoh-tokoh yang berperan dalam perkembangan pendidikan
tersebut. Pendidikan islam yang sangat berkembang pada masa Bani Abbasiyah
yaitu pada pemerintahan Harun Ar-Rasyid. Pada masa pemerintahannya pendidikan
islam sangat berkembang pesat sehingga banyak ilmu-ilmu baru yang sampai saat
ini terus dikembangkan, misalnya dalam ilmu umum diantaranya bidang filsafat,
astronomi, kedokteran, matematika, dan lain-lain. Juga dalam ilmu agama
diantaranya tafsir, kalam, tasawuf, dan lain-lain. Dalam makalah ini akan
membahas mengenai kemajuan-kemajuan pendidikan yang dicapai pada masa
pemerintahan Bani Abbasiyah.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
sejarah berdirinya dan perkembangan pendidikan islam masa bani Abbasiyah?
2. Bagaimana
periodesasi masa bani Abbasiyah?
3. Apa
tujuan, bagaimana tingkat-tingkat pengajarannya, dan siapa tokoh-tokoh
pendidikan islam masa bani Abbasiyah?
C.
Tujuan Masalah
1. Untuk
menjelaskan berdirinya dan perkembangan pendidikan islam masa bani Abbasiyah.
2. Untuk
menjelaskan bagaimana periodesasi masa bani Abbasiyah.
3. Untuk
menjelaskan tujuan, tingkat pengajarannya, dan tokoh-tokoh pendidikan islam masa bani Abbasiyah.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Berdirinya dan Perkembangan
Islam masa Bani Abbasiyah.
1. Sejarah
berdirinya Bani Abbasiyah
Berdirinya
daulah Abbasiyah diawali dengan dua strategi, yaitu:
a. Sistim
mencari pendukung dan penyebaran ide secara rahasia, hal ini berlangsung sejak
akhir abad pertama hijrah yang bermarkas di Syam dan tempatnya di Alhamimah.
Sistim ini berakhir dengan bergabungnya Abu Muslim Al-Khurasani yang sepakat
atas terbentuknya daulah Abbasiyah.
b. Strategi
kedua dilanjutkan dengan terang-terangan dan himbauan-himbauan di forum-forum
resmi untuk mendirikan daulah Abbasiyah berlanjut dengan peperangan melawan
daulah Umawiyah.
Berbagai teknis diterapkan oleh
pengikut Muhammad Al-Abbasy, seperti sambil berdagang dan melaksanakan haji. Di
balik itu terprogram bahwa mereka menyebarkan ide dan mencari pendukung
terbentuknya daulah Abbasiyah. Faktor-faktor pendorong berdirinya daulah
Abbasiyah dan penyebab suksesnya, yaitu sebagai berikut:
a. Banyak
terjadi perselisihan antara intern bani Umawiyah pada dekade akhir
pemerintahannya hal ini diantara penyebabnya memperebutkan kursi kekhalifahan
dan harta.
b. Pendeknya
masa jabatan khalifah di akhir-akhir pemerintahan bani Umawiyah, seperti
khalifah Yazid bin al-Walid lebih kurang memerintah sekitar 6 bulan
c. Dijadikan
putra mahkota lebih dari jumlah satu orang seperti yang dikerjakan oleh Marwan
bin Muhammad yang menjadikan anaknya Abdullah dan Ubaidillah sebagai putra
mahkota.
d. Bergabungnya
sebagian afrad keluarga umawi kepada
madzab-madzab agama yang tidak benar menurut syariah, seperti Al-Qadariyah.
e. Hilangnya
kecintaan rakyat pada akhir-akhir pemerintahan bani umawiyah.
f. Kesombongan
pembesar-pembesar bani Umawiyah pada akhir pemerintahannya.[1]
Selain itu sebab-sebab keberhasilan berdirinya bani
Abbasiyah diantaranya:
a. Solidaritas
keluarga
Mereka menyadarkan umat islam bahwa
bani Abbasiyah keluarga dekat Nabi Muhammad yang mengantarkan mereka ke tampuk
kekuasaan, ini jelas karena nama bani Abbasiyah yang mereka tonjolkan ke
permukaan.
b. Karena
lemahnya bani Umayyah
Disebabkan karena berbagai
pemberontakan dari golongan khawarij, syi’ah, Ibnu Zubair dan bani Abba situ
sendiri. Selain itu terjadi pertentangan antara suku Utara dan suku Arab
Selatan. Termasuk juga terjadinya persaingan tidak sehat di kalangan keluarga
bani Umayah karena tidak adanya peraturan tegas tentang pemindahan kekuasaan
khalifah serta melemahnya jiwa kepribadian anak-anak khalifah bani Umayah.
c. Bani
Umayah bersifat arab sentries
Bani Umayah lebih mementingkan
muslim yang berbangsa Arab, dan tidak menyamakan derajat bagi muslim yang bukan
orang Arab, yang dinamainya dengan sebutan Mawali.
d. Bani
Abbasiyah tidak bisa dilepaskan dari kekuatan militer yang tumbuh luar biasa.[2]
2. Sejarah
Perkembangan Pendidikan Islam Masa Bani Abbasiyah
Popularitas
daulah Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun Al-Rasyid (786-809
M) dan putranya Al-Ma’mum (813-833 M). Harun Al-Rasyid adalah figur khalifah
shaleh ahli ibadah, senang bershadaqah, sangat mencintai ilmu sekaligus
mencintai para ulama, senang dikritik serta sangat merindukan nasihat terutama
dari para ulama. Pada masa pemerintahannya dilakukan sebuah gerakan
penerjemahan berbagai buku Yunani dengan menggaji para penerjemah dari golongan
Kristen dan penganut agama lainnya yang ahli. Ia juga banyak mendirikan
sekolah, yang salah satu karya besarnya adalah pembangunan Baitul Hikmah,
sebagai pusat penerjemahan yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan
perpustakaan pada masa itu lebih merupakan sebuah universitas, karena disamping
terdapat kitab-kitab, di sana orang juga dapat membaca, menulis dan berdiskusi.
Harun
Al-Rasyid juga menggunakan kekayaan yang banyak untuk dimanfaatkan bagi
keperluan sosial. Rumah sakit, Lebaga pendidikan dokter, dan Farmasi didirikan.
Pada masanya sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter. Disamping
itu, pemandian-pemandian umum juga dibangun. Kesejahteraan, sosial, kesehatan,
pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta kesusastraan berada pada
zaman keemasannya. Pada masa inilah negara islam menempatkan dirinya sebagai
negara terkuat yang tak tertanding.
B.
Periodesasi Masa Bani Abbasiyah
Masa
daulah Abbasiyah adalah masa keemasan islam, atau sering disebut dengan istilah
“ The Golden Age”. Pada masa itu umat islam telah mencapai puncak kemuliaan,
baik dalam bidang ekonomi, peradaban dan kekuasaan. Selain itu juga telah
berkembang berbagai cabang ilmu pengetahuan, ditambah lagi dengan banyaknya
penerjemahan buku-buku dari bahasa asing ke bahasa Arab. Fenomena ini kemudian yang melahirkan cendekiawan-cendekiawan
besar yang menghasilkan berbagai inovasi baru di berbagai disiplin ilmu
pengetahuan.[3]
Selama
dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai
dengan perubahan politik, sosial dan budaya. Berdasarkan perubahan pola
pemerintahan dan politik itu, para sejarawan membagi masa pemerintahan Bani
Abbasiyah menjadi 5 periode:
1. Periode
Pertama (132-232 H/ 750-847 M)
Dimulai dari khalifah pertama Abul
Abbas as-Saffah. Periode ini dikenal sebagai abad keemasan islam. Kekuasaan
masih sepenuhnya berada di tangan para khalifah. Salah satu ciri yang paling
menonjol pada periode ini adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban
islam yang sangat pesat dimana waktu itu dunia barat berada pada
kegelapgulitaan ilmu pengetahuan. Pada periode ini pemerintahan cenderung
seperti pemerintahan Persia dimana raja mempunyai kekuasaan absolut yang
mendapat mandate dari Tuhan. Khalifah yang memerintah pada periode ini popular,
secara berurutan mereka adalah:
a. As-Saffah
132-136 H/749-754 M
b. Al-Mansur
136-158 H/754-775 M
c. Al-Mahdi
158-169 H/775-785 M
d. Al-Hadi
169-170 H/785-786 M
e. Ar-Rasyid
170-193 H/786-809 M
f. Al-Amin
193-198 H/809-813 M
g. Al-Ma’mun
198-218 H/813-833 M
h. Al-Mu’tashim
218-227 H/833-842 M
i.
Al-Watsiq 227-232 H/842-847 M
2. Periode
Kedua
Kekuasaan khalifah pada periode ini
lebih banyak dikendalikan orang-orang Turki. Dengan bukti dibangunnya kota
Samarra oleh Al-Mu’tasim. Pada periode ini pengaruh salaf sangat kuat sementara
aliran Mu’tazilah mengalami kemunduran seiring dengan mulai ditinggalnya
kebebasan berfikir. Para khalifah yang berkuasa
pada periode ini adalah:
a. Al-
Mutawakkil 232-247 H/847-861 M
b. Al-Muntakhir
247-248 H/861-862 M
c. Al-Musta’in
248-252 H/862-866 M
d. Al-Mu’tazz
252-255 H/866-868 M
e. Al-Muhtadi
255-256 H/868-869 M
f. Al-Mu’tamid
256-279 H/869-892 M
g. Al-Mu’tadhid
279-289 H/892-902 M
h. Al-Muktafi
289-295 H/902-908 M
i.
Al-Muqtadir 295-320 H/908-932 M
j.
Al-Qahir 320-322 H/932-934 M
k. Ar-Radi
322-329 H/934-940 M
l.
Al-Muttaqi 329-333 H/940-944 M
m. Al-Muktakfi
333-334 H/944-945 M
3. Periode
Ketiga
Pengaruh keluarga Bani Buwaihi pada
periode ini sangat menonjol. Banyak diantara mereka menjadi orang-orang kepercayaan
khalifah. Ahmad bin Buwaih misalnya diangkat oleh khalifah Mustaakhi. Sedangkan
para khalifah yang berkuasa mengikuti aliran sunni. Khalifah yang berkuasa saat
ittu sebagai berikut:
a. Al-Muktafie
944/9435 M
b. Al-Mutik
334-363 H/945-973 M
c. At-Ta’i
363-381 H/973-991 M
d. Al-Qadir
381-422 H/991-1031 M
e. Al-Qaim
422-467 H/1031-1070 M
4. Periode
Keempat
Bani saljuk dalam periode ini
banyak berperan dalam pemerintahan. Kekuasaan Bani Saljuk berawal ketika
penduduk Bagdad marah atas tindakan Jendral Arselan Basasieri yang memaksa
rakyak Bagdad untuk menganut syiah dengan cara menahan khalifah Al—Qaim dan
mengganti nama-nama khalifah Abbasiyah dengan nama-nama khalifah Fatimiah. Pada
periode ini teerjadi perang Sabil, yakni perang antara umat islam melawan umat
Nasrani dan Barat. Khalifah yang berkuasa pada periode ini diantaranya:
a. Al-Muhtadie
467-487 H
b. Al-Mustadzar
487-512 H
c. Al-Murtasyid
512-529 H
d. Al-Muktafie
529-530 H
e. Al-Rasyid
530-555 H
f. Al-Muktafie
555-566 H
5. Periode
Kelima
Setelah berakhirnya Mas’ud Bin
Muhammad yang menghabisi kekuasaan Saljuk maka kekhalifahan Abbasiyah dikacau
lagi dengan adanya kaum Khuarzamsyah dari Turki yang dulunya pembantu Saljuk
yang kemudian menanamkan diri Atabeg (Bapak Raja/Amir). Berkuasanya kaum
Khuarzamsyah di bawah kepemimpinan Sultan Alaudin Takash memaksa khalifah
Nashir untuk mencari dukungan dari luar, dari bangsa Tartar-Mongol untuk
menghancurkan lawan politiknya dan inilah yang menjadi kesalahan terbesar
Abbasiyah, karena disamping menghancurkan Khuarzamsyah bangsa Tartar juga memusnahkan Baghdad dan
kota islam lainnya sehingga masa Hulagu khan cucu Jengis Khan Abbasiyah sudah
habis riwayat.[4]
C.
Tujuan, Tingkat-tingkat Pengajaran dan
Tokoh-tokoh Pendidikan Islam Bani Abbasiyah
1.
Tujuan pendidikan pada masa Bani
Abbasiyah
Pada
masa Nabi masa khalifah Rasyidin dan Umayah, tujuan pendidikan satu saja, yaitu
keagamaan semata. Mengajar dan belajar karena Allah dan mengharap
keridhoan-Nya. Namun pada masa Abbasiyah tujuan pendidikan itu telah
bermacam-macam karena pengaruh masyarakat pada masa itu. Tujuan itu dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Tujuan
Keagamaan dan Akhlak
Sebagaimana pada masa sebelumnya,
anak-anak dididik dan diajar membaca atau menghafal Al-Qur’an, ini merupakan
suatu kewajiban dalam agama, supaya mereka mengikut ajaran agama dan berakhlak
menurut agama.
b. Tujuan
Kemasyarakatan
Dari masyarakat yang penuh dengan
kejahilan menjadi masyarakat yang bersinar ilmu pengetahuan, dari masyarakat
yang mundur menuju masyarakat yang maju dan makmur. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka ilmu-ilmu yang diajarkan di Madrasah bukan saja ilmu agama dan
bahasa Arab, bahkan juga diajarkan ilmu duniawi yang berfaedah untuk kemajuan
masyarakat.
c. Cinta
akan Ilmu Pengetahuan
Masyarakat pada saat itu belajar
tidak mengharapkan apa-apa selain dari pada memperdalam ilmu pengetahuan.
Mereka merantau ke seluruh negeri islam untuk menuntut ilmu tanpa memperdulikan
susah payah dalam perjalanan yang umumnya dilakukan dengan berjalan kaki atau
mengendarai keledai.
d. Tujuan
Kebendaan
Pada masa itu mereka menuntut ilmu
supaya mendapatkan penghidupan yang layak dan pangkat yang tinggi, bahkan kalau
memungkinkan mendapat kemegahan dan kekuasaan di dunia ini.[5]
2.
Tingkat-tingkat Pengajaran
Pada
masa Abbasiyah sekolah-sekolah terdiri dari beberapa tingkat yaitu :
a. Tingkat
sekolah rendah, namanya Kuttab sebagai tempat belajar bagi anak-anak. Disamping
Kuttab ada pula anak-anak belajar di rumah, di istana, toko-toko dan di
pinggir-pinggir pasar. Adapun pelajaran yang diajarkan meliputi: membaca
Al-Qur’an dan menghafalnya, pokok-pokok ajaran islam, menulis, kisah
orang-orang besar islam, membaca dan menghafal syair-syair atau prosa,
berhitung, dan juga pokok-pokok nahwu shorof ala kadarnya.
b. Tingkat
sekolah menengah, yaitu di masjid dan majelis sastra dan ilmu pengetahuan
sebagai sambungan pelajaran di Kuttab. Adapun pelajaran yang diajarkan
meliputi: Al-Qur’an, bahasa Arab, Fiqih, Tafsir, Hadits, Nahwu, shorof, ilmu
pasti, Falaq, Sejarah, ilmu alam, kedokteran, dan juga music.
c. Tingkat
perguruan tinggi, seperti Baitul Hikmah di Bagdad dan Darul Ilmu di Mesir
(Kairo), di masjid dan lain-lain. Pada tingkatan ini umumnya perguruan tinggi
terdiri dari dua jurusan:
1) Jurusan
ilmu-ilmu agama dan Bahasa Arab serta kesastraannya. Ibnu Khaldun
menamainya ilmu itu dengan ilmu
Naqliyah. Ilmu yang diajarkan pada jurusan ini meliputi: Tafsir Al-Qur’an, Hadits,
Fiqih, Nahwu, Sharaf dan juga Bahasa Arab.
2) Jurusan
ilmu-ilmu hikmah (filsafat), Ibnu Khaldun menamainya dengan ilmu aqliyah. Ilmu
yang diajarkan pada jurusan ini meliputi: ilmu alam dan kimia, musik, ilmu-ilmu
pasti, ilmu ukur, Falaq, Ilahiyah (ketuhanan), ilmu hewan, dan juga kedokteran.[6]
3.
Tokoh-tokoh Pendidikan Islam Pada Masa
Bani Abbasiyah
Sejalan
dengan perkembangan lembaga pendidikan, ilmu pengetahuan dan tradisi serta
atmosfer akademik, maka pada zaman Abbasiyah ini ditandai pula dengan lahirnya
para ilmuan yang sekaligus bertindak sebagai para guru. Diantara para ilmuan
dan guru yang terkenal di zaman Abbasiyah adalah:
a. Al-Razi
(guru Ibnu Sina)
Ia berkarya dibidang kimia dan
kedokteran, menghasilkan 224 judul buku, 140 buku tentang peengobatan, diterjemahkan
ke dalam Bahasa Latin. Bukunya yang paling mashur adalah Al-Hawi Fi’Ilm At
Tadawi (30 jilid, berisi tentang jenis-jenis penyakit dan upaya
penyembuhannya). Al-Razi adalah tokoh pertama yang membedakan antara cacar
dengan measles. Dia juga orang yang pertama menyusun buku mengenai kedokteran
anak.
b. Al-Battani
(Al-Batenius)
Seorang astronomi, hasil
perhitungannya tentang bumi mengelilingi pusat tata surya dalam waktu 365 hari,
5 jam, 46 menit, 24 detik, mendekati akurat. Buku yang paling terkenal adalah
Kitab Al Zij.
c. Al-Ya’qubi
Seorang ahli geografi, sejarawan
dan pengembara. Buku tertua dalam sejarah geografi berjudul Al Buldan (891),
yang diterbitkan kembali oleh Belanda dengan judul Ibn Waddih qui dicitur
al-Ya’qubi historiae.
d. Al-Buzjani
(Abul Wafa)
Ia mengembangkan beberapa teori
penting di bidang matematika (geometrid an trigonometri).
e. Ibn
Sina
Ibn Sina adalah seorang maha guru
dalam bidang ilmu kedokteran dan filsafat. Dengan karya-karyanya seperti
al-Qanun fi al-Thibb (Ensiklopedi Kedokteran) sebanyak tiga jilid, al-Syifa dan
Al-Najah.
f. Ibn
Miskawih
Ibn Miskawih adalah seorang guru
dalam ilmu akhlak. Salah satu karyanya adalah Tahdzib al-Tahdzib.
g. Ibn
Jama’ah
Ibn Jama’ah adalah seorang guru
dalam bidang ilmu fiqih dan akhlak, Tadzkirat al-Sa’mi lil Alim wa al-Muta’alim.
h. Imam
al-Juwaini
Imam al-Juwaini adalah seorang guru
dalam bidang teologi pada Madrasah Nidzamiyah tempat Imam al-Ghazali menimba
ilmu, karyanya berjudul al-Irsyad.
i.
Imam al-Ghazali
Imam al-Ghazali telah tampil
sebagai maha guru di Madrasah Nidzamiyah, istana dan di masyarakat pada
umumnya. Melalui karyanya yaitu Ihya’ Ulum al-Din sebanyak tiga jilid, ia telah tampil sebagai guru
dalam bidang Fiqih dan Tasawuf.
Dari hasil ijtihad dan semangat riset, maka
para ahli pengetahuan, para alim ulama, berhasil menemukan berbagai keahlian
berupa penemuan berbagai bidang-bidang ilmu pengetahuan antara lain:
1. Ilmu
Umum
a. Ilmu
Filsafat
1) Al-Kindi
(809-873 M) buku karangannya sebanyak 236 judul.
2) Al-Farabi
(wafat tahun 916 M) dalam usai 80 tahun.
3) Ibnu
Bajah (wafat tahun 523 H).
4) Ibnu
Thufail (wafat tahun 581 H)
5) Ibnu
Shina (980-1037 M). Karangan-karangan yang terkenal antara lain: Shafa, Najat,
Qoman, Saddiya dan lain-lain.
6) Al-Ghazali
(1085-1101 M). Karangannya: Al Munqizh Minald-Dlalal, Tahafutul Falasifah,
Mizanul Amal, Ihya Ulumuddin dan lain-lain.
b. Bidang
Kedokteran
1) Jabir
bin Hayyan (wafat 778 M). Dikenal sebagai bapak Kimia.
2) Hurain
bin Ishaq (810-878 M). Ahli mata yang terkenal disamping sebagai penterjemah
bahasa asing.
3) Ar
Razi atau Razes (809-873 M). Karangan yang terkenal mengenai cacar dan campak
yang diterjemahkan dalam bahasa latin.
c. Bidang
Matematika
1) Umar
Al Farukhan: Insinyur Arsitek Pembangunan kota Bagdad.
2) Al
Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar), penemu angka (0).
d. Bidang
Astronomi
Para ahli yang terkenal dalam
perbintangan ini seperti:
1) Al
Farazi: Pencipta Astro lobe
2) Al
Gattani/Al Betagnius
3) Abul
wafat: menemukan jalan ketiga dari bulan
e. Bidang
Seni Ukir
Berapa seniman ukir terkenal: Badr
dan Tariff (961-976 M) dan ada seni
musik, seni tari, seni pahat, seni
sulam, seni lukis dan seni bangunan
2. Ilmu
Naqli
a. Ilmu
Tafsir
Para mafassirin yang termasyur:
Ibnu Jarir Ath Tabari, Ibnu Athiyah al Andalusy (wafat 147 H), As Suda, Mupatil
bin Sulaiman (wafat 150 H), Muhammad bin Ishak dan lain-lan.
b. Ilmu
Hadist
Muncullah ahli-ahli hadists ternama
seperti: Imam Bukhori (194-256 H), Imam Muslim (wafat 231 H), Ibnu Majah (wafat
273 H), Abu Daud (wafat 275 H), At Tarmidzi, dan lain-lain.
c. Ilmmu
Kalam
Diantara para pelopor ini adalah:
Wasil bin Atha’, Abu Huzail al Allaf, Adh Dhaam, Asy’ary, Hujjatul Islam Imam
Ghazali
d. Ilmu
Tasawuf
Ahli-ahli dan ulama-ulamanya adalah: Al Qusyairy
(wafat 465 H) karangannya: Ar Risalatul Qusyairiyah, Syahabuddin (wafat 632 H)
karangannnya: Awariful Ma’rifat, Imam Ghazali karangannya: al Bashut, al Wajiz
dan lain lain [7]
BAB III
KESIMPULAN
Dinasti Bani Abbasiyah
terbentuk melalui proses perebutan kekuasaan Bani Umayah. Banyak sekali faktor
pendorong yang memicu dalam terbentuknya dinasti Bani Abbasiyah. Dinasti
Abbasiyah tergolong yang paling lama berkuasa, yaitu mulai dari Abu al-Abbas
Assafah di tahun 750 M sampai dengan Al-Mu’tashim di tahun1258 M. Dalam waktu
selama lebih dari lima abad tersebut kepemimpinan dinasti Abbasiyah dipegang
oleh lebih dari 37 khalifah. Masa pemerintahan bani Abbasiyah merupakan puncak
perkembangan pendidikan islam di dunia. Popularitas Daulah Abbasiyah mencapai
puncaknya di zaman khalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M) Dan puteranya Al-Ma’mum
(813-833 M). Pada masa Nabi, masa khalifah Rasyidin dan Umayah, tujuan
pendidikan satu saja, yaitu keagamaan semata. Mengajar dan belajar karena Allah
dan mengharap keridhoan-Nya. Namun pada masa Abbasiyah tujuan pendidikan itu
telah bermacam-macam karena pengaruh masyarakat pada masa itu.
Selama pemerintahan
Abbasiyah, banyak bidang Pendidikan Agama maupun bidang pendidikan umum yang
muncul beserta tokoh-tokoh yang berperan dalam perkembangan pendidikan
tersebut. Seperti Al-Razi, Al-Battani, Al-Ya’qubi, Al-Buzjani, Ibn Sina, dan
masih banyak yang lainnya. Dari hasil Ijtihad dan semangat riset, maka para
ahli pengetahuan, para alim ulama, berhasil menemukan berbagai keahlian berupa
penemuan berbagai bidang-bidang ilmu pengetahuan, antara lain ilmu umum dan
ilmu naqli. Pada masa Abbasiyah sekolah-sekolah terdiridari beberapa tingkat,
yaitu tingkat sekolah rendah, tingkat sekolah menengah, dan tingkat perguruan
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Fuadi Imam, Sejarah Peradaban Islam, Sleman
Yogyakarta: Teras
Abu
Bakar Istianah, 2008, Sejarah Peradaban
Islam, Malang: UIN Malang Press